Monthly Archives: January 2016

Pendidikan Nabi Ya’kub as

Nabi Ya’qub as amat tersentuh oleh kepergian putranya, Yusuf as. Ia sangat sedih kehilangan sang buah hati hingga “Kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).” (Yusuf [12] : 84). Banyaknya anak sama sekali tidak mampu menghilangkan kesedihannya. Ia justru berpaling dari mereka semua. Ia tumpahkan seluruh kesedihan dan pengaduan kepada Sang Khaliq, Dialah Yang Maha Esa, mulia keluhuran-Nya, yang mengetahui derita yang ia alami karena kehilangan penyejuk mata hati dan cahaya bagi penglihatannya.

Pendidikan Nabi Nuh as

Nabi Nuh as terikat perasaan dengan anaknya yang enggan menerima dakwahnya, kemudian kala Allah menurunkan murka-Nya, Nuh as menyeru kepada Rabb :

“…Ya Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku…” (Thaha [11] : 45)

Perasaan sebagai seorang ayah tergerak dalam diri Nuh, dengan harapan bisa memberikan syafaat dan keselamatan bagi anaknya dari siksa yang menimpa. Ayah tidak melupakan anak meski dalam situasi-situasi yang amat genting meski memiliki perbedaan keyakinan. Ia tetap tidak lupa pada anak, meski si anak tetap berada dalam kemaksiatan dan nyaris tertimpa kehancuran dan kebinasaan!